Politik

Politik bukan sekedar yang kita dengar dari televisi. bukan sekedar kepentingan partai.
bukan sekedar tentang siapa yang berkuasa. Politik adalah hidup kita.

Saat si Dora melabrak adik kelas karena dia menyinggung kelakuanya terhadap mantan pacar Zezi yang mana berteman dengan Dora yang mana mantanya si adik kelas ini lewat snapgram, itu juga politik. Saat si Bambang caper sana sini sama anak pramuka, sama anak band, sama semua orang, itu juga politik. Saat Japron cabut cabutan saat pelajaran matematik namun semangat saat menghadiri Biografi, itu juga politik. bahkan, saat si Mul menembak Avelia itu juga namanya politik.

Politik itu, adalah sebuah seni, sebuah gaya hidup, salah satu yang tak bisa terpisahkan dari diri kita semua, Politik adalah sebuah seni kemungkinan. Mungkinkah, Mungkinkah, Mungkinkah. Seorang yang terlalu apatis dalam hidupnya merupakan seorang yang seperti batu hanyut dalam sungai, bolehlah mereka menyebut diri mereka freerider, hidup bebas, atau apalah, namun, seorang yang membaca situasi di sekitarnya, dan berusaha memanfaatkan apa yang ada, tidak akan hanyut dalam sungai, dia akan menjadi sungai itu sendiri.

Namunlah tidak semua orang beranggapan bahwa hal itu benar adanya. Sebagian dari mereka menganggap bahwa hal itu hanyalah interaksi sosial yang biasa dan sudah sewajarnya terjadi. disinilah mereka salah. Dalam suatu populasi, disetiap tempat, disetiap waktu, pasti ada segelintir orang yang sadar akan bagaimana politik mempengaruhi kehidupan mereka dan memanfaatkan hal itu, baik orang itu buruk atau baik.

Sebuah kecerobohan dalam masyarakat adalah ketika pemikiran kolektivitas mereka mengalahkan inisiasi dalam bertindak, atau yang biasa disebut, Crowd Psychology. Yaitu dimana dalam sebuah grup, ketika terjadi suatu masalah, masing-masing orang dalam grup itu akan berpikir "Apakah aku harus menyelesaikan masalah ini?" dan begitulah semua orang didalam grup itu tanpa mengambil tindakan apapun.

Berbicara tentang politik dalam hidup itulah yang terjadi dalam masyarakat kita, "Apakah aku benar benar harus sadar tentang hal ini?" Begitu pikirnya, keluarganya, dan semua orang. Hal yang mereka tidak tau, bahwa dengan secercah kecerobohan, secercah ketidak pedulian, sedikit apati dari sekian orang, sedikit dari hal hal itu dan tiba tiba, si gila bisa berada diatas mereka semua, si utara bersengketa dengan si selatan,bahkan monopoili massal, propaganda tidak langsung pun dapat terjadi dengan lancar jaya, bila kita tidak mengetahui tentang semua ini.

Apatisme kita bukanlah hanya dari sekedar berpolitik, namun dalam berbagai aspek. Terlalu banyak, Bahkan Hampir semua orang berpikir bahwa apa hal yang salah adalah wajar. Sampah dimana mana? wajar. Tata kota berantakan? Wajar. Memanfaatkan Polisi yang korup? Wajar. Anak Belia merokok? Wajar. Tanpa diketahui penyebab ketidak majuan bangsa ini adalah karena kita terlalu mudah untuk melihat kesalahan namun tidak dapat berbelok darinya. Maka dari itulah mari kita Berpolitik. Berpikir. Dan Bertindak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aperiens